Contoh Limbah Kimia Yang Ada Di Lingkungan Kita Seperti

Contoh Limbah Kimia Yang Ada Di Lingkungan Kita Seperti

Limbah Air dari Perkapalan dan Pelabuhan

Limbah ini berasal dari aktivitas perkapalan, seperti pencucian tangki, pemeliharaan, dan operasi mesin. Limbah ini mengandung minyak, bahan bakar, bahan kimia berbahaya, dan logam berat. Limbah ini dapat mencemari sumber air, merusak ekosistem pantai, dan membahayakan kehidupan laut jika tidak diolah dengan baik.

Pengolahan Tersier

Pengolahan tersier merupakan tahap lanjutan yang bertujuan untuk menghilangkan polutan yang tersisa setelah pengolahan sekunder, seperti nutrien (nitrogen dan fosfor), logam berat, bahan kimia berbahaya, dan mikroorganisme patogen.

Proses ini melibatkan metode fisik, kimia, dan biologis, seperti filtrasi, koagulasi, flokulasi, adsorpsi, proses oksidasi lanjutan, dan disinfeksi (misalnya klorinasi, ozonisasi, atau penggunaan sinar ultraviolet).

Pengolahan tersier menghasilkan air bersih yang dapat digunakan kembali untuk irigasi, industri, atau bahkan untuk konsumsi manusia dalam beberapa kasus.

Itulah 11 contoh limbah cair yang bisa ditemukan di lingkungan. Setiap jenis limbah cair akan merusak ekosistem dan membahayakan kehidupan organisme yang ada jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, setiap industri yang menghasilkan limbah perlu memahami metode pengolahannya.

Pastikan perusahaan Anda mematuhi standar kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan keberlanjutan dengan Sertifikasi CHSE dari Mutu International. Tingkatkan kepercayaan konsumen pada bisnis Anda melalui layanan sertifikasi Mutu International berpengalaman lebih dari 30 tahun. Hubungi tim ahli kami dan konsultasikan kebutuhan Anda!

Silahkan hubungi MUTU International melalui E-Mail: [email protected], Telepon: (62-21) 8740202 atau kolom Chat box yang tersedia. Hubungi MUTU International sekarang juga. Follow juga seluruh akun sosial media MUTU International di Instagram, Facebook, Linkedin, Tiktok, Twitter , Youtube dan Podcast #AyoMelekMUTU untuk update informasi menarik lainnya.

Pengguna yang berlangganan akan mendapatkan jawaban yang terverifikasi lebih cepat, lho

tirto.id - Dari segi bentuk dan wujudnya, limbah bisa dikelompokkan menjadi 4 kategori. Keempatnya ialah limbah padat, limbah cair, limbah gas, dan limbah suara. Kecuali limbah suara, tiga kategori limbah lainnya terdiri atas beberapa jenis.

Contoh limbah padat, limbah cair, dan limbah gas juga bisa ditemukan di lingkungan sekitar. Lalu, apa saja jenis-jenis limbah gas, padat, cair dan contohnya?

Pengetahuan tentang jenis-jenis limbah itu dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya proses pengelolaan dan pengolahannya. Jika tidak terkelola dengan baik, limbah padat, gas, maupun cair dapat merusak lingkungan dan bahkan berdampak buruk bagi kesehatan manusia.

Limbah adalah sisa dari usaha maupun kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak bisa berpotensi membahayakan lingkungan, kesehatan, bahkan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.

Lud Waluyo dalam Bioremediasi Limbah (2018) menerangkan bahan yang sering ditemukan dalam limbah ialah senyawa organik yang dapat terbiodegradasi, senyawa organik yang mudah menguap, senyawa organik sulit terurai, logam berat toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikrobia patogen, hingga parasit.

Sementara itu, limbah padat adalah limbah dengan wujud padat yang bersifat kering dan tak bisa berpindah kecuali dipindahkan. Sebaliknya, limbah cair adalah limbah dengan wujud cair. Limbah cair biasanya larut dalam air dan mudah berpindah. Adapun limbah gas berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat dalam bentuk asap dan mudah bergerak dengan jangkauan penyebaran luas.

Pengolahan Sekunder

Pengolahan sekunder bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan bahan organik dan mikroorganisme yang terkandung dalam limbah cair. Proses ini melibatkan penggunaan mikroorganisme (bakteri, protozoa, dan fungi) yang memecah bahan organik dalam limbah.

Ada beberapa metode pengolahan sekunder, seperti pengaktifan lumpur, sistem pengolahan aerobik, dan sistem pengolahan anaerobik. Proses pengolahan sekunder secara signifikan mengurangi kebutuhan oksigen terlarut (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia (COD) dalam air limbah.

Limbah Air dari Industri Logam

Limbah cair yang dihasilkan dari industri logam berasal dari limbah asam dan pengolahan krom. Limbah air logam mengandung bahan kimia berbahaya, seperti asam sulfat dan logam berat, yang dapat mencemari air dan tanah serta berdampak buruk pada lingkungan, kesehatan manusia, dan hewan.

Jenis-jenis Limbah Gas dan Contohnya

Limbah gas bisa dihasilkan dari aktivitas industri maupun dapur rumah tangga. Limbah gas biasa membawa partikel tertentu yang bisa mencemari udara. Contoh limbah gas adalah asap buangan kendaraan bermotor, asap dari aktivitas industri, asap kebakaran hutan, dan lain-lain.

Sejumlah jenis limbah gas adalah:

tirto.id - Pendidikan

Kontributor: Robiatul KameliaPenulis: Robiatul KameliaEditor: Addi M Idhom

Bobo.id - Contoh limbah cair perlu teman-teman ketahui agar bisa mengidentifikasi limbah yang ada di lingkungan sekitar.

Pengertian limbah adalah sisa bahan atau barang bekas dari suatu kegiatan produksi yang sudah tidak bisa dimanfaatkan.

Jika limbah dibiarkan begitu saja, maka bisa mencemari lingkungan karena masuknya zat asing ke ekosistem tersebut.

Lalu, limbah cair sendiri berarti sisa bahan yang dibuang dan bentuknya cair.

Limbah cair bisa dihasilkan oleh industri, pertanian, rumah tangga, pertambangan, dan bidang kegiatan lainnya.

Berikut contoh-contoh limbah cair yang sering ditemui di sekitar lingkungan, apa saja? Yuk, simak!

Limbah domestik adalah limbah yang dibuang ke dalam tangki septik yang ada di rumah teman-teman.

Jenis limbah ini adalah hasil produksi alami tubuh manusia, yaitu kotoran manusia.

Baca Juga: 4 Penyebab Pencemaran Tanah, Mulai dari Limbah Padat Hingga Organik

Tidak hanya di rumah, di sekolah, kantor, atau bangunan lainnya juga menghasilkan limbah domestik ini.

Jika saluran limbah dan kondisi tangki septik sesuai aturan, maka kita bisa mengelola dan membuang limbah domestik dengan benar.

2. Limbah Domestik yang Disimpan

Selain ada tangki septik yang umumnya terbuat dari batu bata. Ada juga limbah domestik atau rumah tangga yang ditampung di dalam tangki septik yang ada di permukaan tanah.

Tangki ini kebanyakan terbuat dari plastik, fiberglass (serat kaca), atau besi. Pembuangannya hampir sama dengan limbah domestik yang ditampung di dalam tangki septik batu bata.

Selain itu, jika menggunakan tangki jenis ini, kita harus selalu memastikan tangki tidak bocor atau pecah.

Karena, jika sampai limbahnya keluar, maka bisa mengontaminasi lingkungan di sekitar rumah. Akibatnya, rumah menjadi tidak sehat dan berbau tidak sedap.

Limbah rembesan adalah luapan air dari berbagai sumber yang membawa zat berbahaya dan merembes masuk ke dalam tanah.

Baca Juga: Apa Itu Limbah Rumah Tangga? Ketahui Dampak dan Cara Mengolahnya

Sehingga, kualitas tanah menurun dan tumbuhan tidak bisa tumbuh.

4. Limbah Cair Komersial

Limbah cair komersial adalah limbah yang dihasilkan oleh produk komersial, seperti toilet portabel, tangki penampungan limbah cair, atau dos grease trap, yaitu perangkap lemak makanan yang digunakan restoran.

Limbah jenis ini sering kali mengandung zat berbahaya, seperti zat yang mudah terbakar dan campuran limbah cair dan padat.

Sehingga, proses pembuangannya tidak boleh teman-teman lakukan sembarangan.

Biasanya, limbah cair komersial akan disaring terlebih dahulu sebelum diangkut untuk diolah dan dibuang tanpa mencemari lingkungan sekitar.

Limbah industri adalah hasil dari kegiatan memproduksi suatu barang yang dibutuhkan oleh manusia.

Limbah yang dihasilkan kebanyakan berupa zat kimia yang berbahaya. Tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, tetapi juga berbahaya bagi kesehatan manusia.

Baca Juga: Jangan Dibuang Dulu, 5 Jenis Limbah Dapur Ini Bisa Dijadikan Pupuk Alami untuk Tanaman

Oleh karena itu, untuk pengolahan limbah cair industri, tidak bisa disamakan dengan mengolah limbah domestik atau cair komersial.

Proses pengolahan limbah industri perlu diperiksa terlebih dahulu. Lalu, diuji tingkat bahayanya dan baru bisa dibuang dengan benar.

Limbah air hujan adalah limbah cair yang berasal dari limpasan atau kelebihan curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah.

Air hujan ini tidak hanya membawa air, tetapi juga partikel dari benda-benda yang dilaluinya.

Apalagi, di pemukiman yang padat penduduknya, banyak partikel yang ikut terbawa ketika hujan sedang turun deras.

Pengolahan limpasan air hujan dan partikel yang dibawanya harus terencana.

Setiap hari kita menggunakan sabun yang mengandung detergen dan itu bisa mencemari lingkungan.

Baca Juga: Jangan Dibuang Dulu, 5 Jenis Limbah Dapur Ini Bisa Dijadikan Pupuk Alami untuk Tanaman

Pengolahannya hampir sama dengan limbah domestik atau hindarilah sabun yang mengandung zat berbahaya.

8. Limbah Sisa Cucian Daging

Limbah jenis ini juga mencemari lingkungan, apalagi daging banyak mengandung bakteri dan kuman.

Sehingga, mencemari saluran pembuangan dan mengontaminasinya.

Petani biasanya menggunakan pupuk cair dan bisa ikut mengalir ke saluran perairan. Sehingga, mengontaminasi dan merusak ekosistem perairan.

Nah, itulah contoh-contoh limbah cair yang akhirnya kita ketahui. Setiap limbah harus dikelola dengan baik agar tidak merusak lingkungan.

Tonton video ini, yuk!

Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.

Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan

Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Belajar Empati dengan Berbagi, SPK Jakarta Nanyang School Kunjungi Panti Asuhan Desa Putera

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, menjelaskan apa itu limbah dan apa yang dimaksud dengan limbah B3.

Limbah sendiri adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Sementara Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

Jadi, limbah Bahan Berbahaya dan Beracun atau limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

Lantas, apa saja limbah B3 itu? Berikut beberapa contoh dan juga dampak buruknya bagi lingkungan maupun manusia!

Raksa adalah terjemahan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Latin “hydrargyrum” atau biasa disimbolkan dengan (Hg). Terjemahan ke Bahasa Inggrisnya adalah mercury, yang berarti mudah menguap. Walaupun terjemahan  hydrargyrum ke Bahasa Indonesia adalah raksa, tetapi di kalangan peneliti dan masyarakat unsur hydragyrum lebih terkenal dengan nama merkuri.

Raksa adalah unsur kimia yang memiliki nomor atom 80, berat atom 200,61 dan jari-jari atom 1,48 A0. Warna raksa tergantung dengan bentuk fasanya. Fasa cair berwarna putih perak, sedangkan fasa padat berwarna abu-abu.

Mengapa air raksa berbahaya? Sebab air raksa biasanya masuk ke dalam tubuh manusia lewat pencernaan, baik melalui ikan maupun air itu sendiri. Air raksa (Hg) dalam bentuk logam sebagian besar dapat disekresikan, sisanya akan menumpuk pada ginjal dan sistem saraf yang suatu saat akan mengganggu bila akumulasinya makin banyak.

Apabila Hg ini terisap dari udara akan berdampak akut atau dapat terakumulasi dan terbawa ke organ-organ tubuh lainnya, menyebabkan bronkitis sampai rusaknya paru-paru. Keracunan Hg tingkat awal penderita akan merasa mulutnya kebal, sehingga tidak peka terhadap rasa dan suhu, hidung tidak peka bau, mudah lelah, dan sering sakit kepala.

Baca juga: 8 Jenis Polutan Berbahaya bagi Kesehatan Manusia, Debu juga Termasuk Loh!

Kromium adalah jenis logam berat yang esensial bagi tubuh. Kromium sejatinya dibutuhkan tubuh untuk metabolism hormone insulin dan pengaturan kadar gula darah. Namun, dapat bersifat toksik dalam jumlah yang sangat tinggi.

Selain bersifat toksik, kromium juga bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Masuknya logam Cr ke dalam strata lingkungan salah satunya adalah akibat adanya sisa kegiatan atau limbah perindustrian.

Nah, kromium merupakan salah satu limbah industri yang dapat berpotensi menjadi pencemar dari industri electroplating. Sungai yang tercemar logam berat kromium jika dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih untuk mandi, cuci, dan kakus dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Sebab, jika terjadi kontak langsung antara kulit dan mata dapat mengakibatkan adanya keluhan kesehatan berupa dermatitis dan borok.

Limbah kimia logam berat cadmium (Cd), adalah elemen toksik yang dapat berpengaruh pada sistem ekologi perairan sebab dikuatirkan limbah tersebut mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), yang dapat mengancam keseimbangan ekologi dan kelangsungan hidup yang berlangsung di sekitar perairan laut tersebut.

Logam berat cadmium dapat berasal dari limbah industri. Apabila ia masuk ke dalam tubuh organisme dapat terakumulasi dalam tubuh sebagai racun serta sebagai penghalang kerja enzim dalam proses metabolisme.

Perlu diketahui, logam berat yang masuk ke tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi sehingga cenderung menumpuk di dalam tubuhnya.

Padahal, apabila kandungan cd telah terkontaminasi dengan organisasi perairan, maka melalui rantai makanan akan mengganggu kehidupan manusia. Pengaruh racun yang ditimbulkan oleh Cd sangat buruk, penderita bisa mengalami tekanan darah tinggi.

Kita mengenal pestisida sebagai bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama, baik insekta, jamur, maupun gulma. Pestisida telah secara luas digunakan untuk tujuan memberantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian.  Pestisida juga digunakan di rumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa, dan berbagai serangga pengganggu lainnya.

Pertanyaannya adalah, apakah pestisida merupakan limbah yang berbahaya? Asalkan digunakan dengan tepat guna, pestisida tentu akan berfungsi sebagaimana fungsinya.

Sayangnya, penggunaan pestisida terus menerus dan dalam jumlah yang berlebihan bukannya efektif membasmi hama, tetapi juga mencemari lingkungan air, udara, maupun tanah. Pestisida mengandung racun yang bisa mengganggu susunan saraf dan larut dalam lemak.

Hal tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan karena bahan kimia dalam pestisida dapat menyebabkan kanker, alergi, dan merusak susunan saraf.

Timbal (Pb) termasuk ke dalam kelompok logam yang beracun dan berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup. Limbah Timbal dapat masuk ke badan perairan secara alamiah yakni dengan pengkristalan timbal di udara dengan bantuan air.

Penggunaan Pb dalam skala yang besar dapat mengakibatkan polusi baik di daratan maupun perairan. Logam Pb yang masuk ke dalam perairan sebagai dampak dari aktivitas manusia dapat membentuk air buangan atau limbah dan selanjutnya akan mengalami pengendapan yang dikenal dengan istilah sedimen.

Padahal, tingginya kandungan timbal dalam sedimen akan menyebabkan biota air tercemar seperti ikan, udang, dan kerang, di mana biota tersebut hidup di dasar sungai dan apabila dikonsumsi dapat berbahaya bagi kesehatan.

Adanya logam berat di perairan juga sangat berbahaya secara tidak langsung memengaruhi kesehatan manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat logam berat yang sulit degradasi, sehingga terakumulasi dalam lingkungan perairan dan keberadaannya secara alami sulit dihilangkan.

Limbah tembaga adalah salah satu limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dalam peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 disebutkan bahwa limbah B3 adalah sisa suatu usaha yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya tinggi dapat mencemarkan lingkungan hidup.

Logam berat tembaga atau Cu sendiri sebenarnya digolongkan ke dalam logam berat esensial. Artinya, meskipun Cu merupakan logam berat beracun, tetapi unsur ini sangat dibutuhkan tubuh meski dalam jumlah yang sedikit.

Toksisitas yang dimiliki oleh Cu baru akan bekerja dan memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah besar atau melebihi nilai organisme terkait.

Baca juga: Clean Development Mechanism (CDM): Upaya Pengurangan Emisi Global dan Peran Indonesia di Dalamnya (2022)

Itulah penjelasan mengenai apa itu limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) beserta dengan contoh-contohnya. Mulai sekarang, kita bisa lebih peduli lagi dengan barang-barang maupun produk yang kita konsumsi dan gunakan. Jangan sampai, menimbulkan pencemaran yang merugikan lingkungan serta makhluk hidup lainnya.

Jenis-jenis Limbah Cair dan Contohnya

Seperti namanya, limbah cair berbentuk cairan, berupa air dan beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur maupun terlarut dalam air. Contoh limbah cair adalah air bekas cucian di rumah tangga, minyak jelantah, limbah dari pabrik tahu, dan lain-lain.

Berikut sejumlah jenis limbah cair dan contohnya:

Limbah Air dari Pertambangan

Contoh limbah cair ini berasal dari proses ekstraksi dan pengolahan mineral serta air yang terkontaminasi oleh bahan kimia dan logam berat seperti merkuri, arsen, dan timbal. Limbah air dari pertambahangan dapat mencemari sumber air dan membahayakan kehidupan akuatik serta manusia yang mengonsumsi air tersebut.

Limbah Air dari Industri Tekstil

Contoh limbah cair ini berasal dari proses pencelupan, pencucian, dan finishing dalam industri tekstil. Biasanya, limbah mengandung pewarna, bahan kimia beracun, deterjen, dan partikel padatan.

Pewarna dan bahan kimia ini dapat mencemari air tanah dan merusak ekosistem jika tidak dikelola dengan baik.

Limbah Air dari Peternakan

Contoh limbah cair ini berasal dari kegiatan pencucian kandang, pemberian makan, dan pembuangan kotoran hewan. Limbah mengandung nutrisi seperti nitrogen dan fosfor, bakteri, virus, dan parasit. Limbah air dari peternakan dapat menyebabkan eutrofikasi, penurunan kualitas air, dan penyebaran penyakit.

Limbah Air dari Industri Kimia

Limbah air ini dihasilkan dari proses produksi, penyimpanan, dan transportasi bahan kimia. Limbah mengandung bahan kimia berbahaya, asam, basa, logam berat, dan senyawa organik yang mudah terbakar. Limbah ini dapat merusak ekosistem dan mencemari sumber air jika tidak diolah dengan baik.